Blog yang berisikan Motivasi Hidup

Jokowi "Pedekate" dengan Warga yang Tolak MRT

 Jokowi "Pedekate" dengan Warga yang Tolak MRT
Pembangunan angkutan massal cepat (mass rapid transit/MRT) terus digodok di level pemerintah dan pada bulan ini nasibnya akan segera diputuskan. Namun, masih banyak pihak yang menolak, khususnya mereka yang tempat tinggalnya terdampak atau bahkan tergusur dengan pembangunan moda transportasi massal berbasis rel ini.
Beberapa kelompok warga yang menolak adalah mereka yang bermukim di sekitar Fatmawati dan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Terkait hal itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bakal melakukan pendekatan khusus untuk mencairkan kerasnya penolakan warga.
"Nanti kita bicarakanlah, kami pedekate (pendekatan) dengan warga," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Selasa (9/4/2013).
Mantan Wali Kota Surakarta ini menegaskan, ia enggan larut memikirkan hal yang memicu pembangunan MRT kembali molor. Sebab, kajian megaproyek ini telah dilakukan sejak lama dan tanpa realisasi selama bertahun-tahun.
Saat ini ia lebih memilih fokus mencari kesepakatan di level elite dan kontraktor yang bakal terlibat dalam pembangunan MRT. Pendekatan kepada warga baru akan dilakukan setelah proses penggodokan selesai dan terpilih pemenang tendernya.
"Kalau kita hanya mikir gitu terus, MRT enggak akan kami putuskan dan enggak akan jalan. Nanti mengenai problem seperti itu (penolakan warga) akan kami lakukan pedekate," ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta akan segera mengumumkan pemenang tender MRT. Menurut rencana, pemenang tender proyek senilai Rp 15 triliun itu akan diumumkan bulan ini.
Saat ini, semua persiapan administrasi masih dalam proses, termasuk administrasi bersama Kementerian Keuangan dan Japan International Cooperation Agency (JICA). Peserta lelang dalam megaproyek MRT ini adalah PT Wijaya Karya (Wika) dan Jaya Konstruksi yang menjadi bagian dari konsorsium pengerjaan paket bawah tanah dari Jalan Sisingamangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia. Kedua perusahaan akan membangun MRT bersama perusahaan asal Jepang, yakni Shimizu dan Obayashi.
Pembagian kerja di antara empat perusahaan dalam satu konsorsium tersebut adalah 70 persen dikerjakan oleh Shimizu dan Obayashi, yang dibagi dua, masing-masing menanggung 35 persen. Sementara PT Wika dan Jaya Konstruksi mendapat bagian pekerjaan masing-masing 15 persen.
PT Wika juga mengikuti proses tender untuk pengerjaan MRT paket layang (Lebak Bulus sampai Al Azhar) 101, 102, dan 103. Namun, dalam paket layang, Wika akan bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Tokyu.
Selain konsorsium itu, peserta lelang lainnya ialah konsorsium Hutama Karya (HK) bersama dengan perusahaan Jepang, Sumitomo Mitsui Construction Company. Total tender pengerjaan MRT untuk tiga paket bawah tanah adalah Rp 4 triliun hingga Rp 4,5 triliun. 
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori terbaru dengan judul Jokowi "Pedekate" dengan Warga yang Tolak MRT. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://zeinsee.blogspot.com/2013/05/jokowi-pedekate-dengan-warga-yang-tolak.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: zeinsee - Senin, 27 Mei 2013

Belum ada komentar untuk "Jokowi "Pedekate" dengan Warga yang Tolak MRT"

Posting Komentar