Blog yang berisikan Motivasi Hidup

SEBUAH PERINGATAN KERAS

 CELAKALAH ENGKAU KATA YESUS
Klimaks dari kontroversi-kontroversi yang dimulai di Mat 21 tercapai di Mat 23 ini. Bahasa keras dari bab 23 Injil Matius ini dapat ditelurusi tidak hanya kepada oposisi Yesus terhadap beberapa ekses ajaran kaum Farisi, melainkan dapat juga mencerminkan konflik yang semakin bertumbuh antara Gereja Kristiani yang masih muda dan sinagoga-sinagoga Yahudi pada paruhan kedua  abad pertama Masehi (Donald Senior CP, READ AND PRAY, Chicago, Ill.: Franciscan Herald Press, hal. 76). Di awal pengajarannya, Yesus dengan berhati-hati memberi penghargaan terhadap otoritas mengajar yang legitim dari para ahli Taurat dan orang-orang Farisi (lihat Mat 23:2-3), namun Ia memperingatkan orang banyak dan murid-murid-Nya akan contoh buruk yang dipertontonkan para pemimpin agama Yahudi tersebut.
Para pemimpin agama Yahudi itu menjadi eksponen-eksponen negatif dari tema-tema yang dipaparkan Yesus sepanjang Injil-Nya: “ketiadaan tindakan vs. perbuatan-perbuatan baik” (Mat 23:4); “kesombongan dan kepura-puraan vs. ketulusan dan sikap tanpa pamrih” (Mat 23:5); “ambisi vs. pelayanan” (Mat 23: 6 dsj.); “ketiadaan bela-rasa vs. keprihatinan persaudaraan terhadap beban-beban yang dipikul oleh orang-orang lain” (Mat 23:4); dst. Pada dasarnya bacaan Mat 23:1-28 merupakan sebuah versi negatif dari “Khotbah di Bukit” (Mat 5-7).
Jadi, kritik mendasar Yesus terhadap para ahli Taurat dan kaum Farisi pada umumnya adalah, bahwa sebagai para pemimpin mereka telah gagal menjadi contoh/model dari praktek nilai-nilai sejati hukum Allah. Kata-kata keras Yesus dimasukkan ke dalam Injil bukanlah untuk mencambuk kepemimpinan agama dari generasi yang sudah lewat, melainkan untuk menggoyang pundak orang-orang Kristiani yang harus menyampaikan Injil kepada orang-orang lain seturut “amanat agung” yang diberikan Yesus Kristus sendiri (lihat Mat 28:19-20).
Ada pertentangan mencolok antara kata-kata dan perbuatan-perbuatan nyata para ahli Taurat dan kaum Farisi itu. Mereka berbicara lantang tentang beban Allah, tentang tuntutan hukum, tentang pentingnya disiplin religius, tentang ketaatan terhadap sabda Allah dlsb., malah mengulang-ulanginya, namun semua itu hanya dimaksudkan/ berlaku untuk orang lain, bukan diri mereka sendiri. Mereka sendiri akan mencari jalan yang mudah dan malah menyingkir/menghindar dari tuntutan Allah. Dengan demikian, ibadat mereka hanyalah teori saja, kekuatan semu, kesungguhan yang dipenuhi kepura-puraan dan askese palsu pula. Lebih celaka lagi, karena mereka menduduki tempat-tempat terkemuka: mereka menduduki kursi Musa. Mereka mengaku mewartakan sabda Allah dan ajaran-ajaran-Nya, dan karenanya menuntut agar ditaati, namun sekaligus mereka menyalahgunakan kekuasaan mengajar serta kedudukan mereka sebagai pemimpin-pemimpin keagamaan. Mereka adalah garam yang tawar, terang yang menyesatkan dalam kegelapan malam (lihat Mat 5:13-16). Semua ini harus dihindari oleh setiap murid Kristus yang sejati. Dan di segala zaman tetap ada banyak orang “munafik” semacam itu, yang berkeliaran di tengah masyarakat di mana saja di dunia ini!
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori terbaru dengan judul SEBUAH PERINGATAN KERAS. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://zeinsee.blogspot.com/2013/05/sebuah-peringatan-keras.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: zeinsee - Rabu, 15 Mei 2013

Belum ada komentar untuk "SEBUAH PERINGATAN KERAS"

Posting Komentar