Blog yang berisikan Motivasi Hidup

Sosok Guru Bu Rahma yang Selalu Memberikan Hidupnya untuk Anak-Anak cacat.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_rvoHbXUePRVKj2DAlhUsZkuJxz-w5QNmLMIS5sHXxxu8CCS0JmMaNjEaQAV3puLBspINNv9RBFvZzXgyIutgcvt5nPCsnyxu4I3Wt_EOJpdz1h6YabXcEawWYEbRre6X88FbtS1wGJQ/s1600/bu+rahma+bersama+ank.jpg
Inilah yang menjadi awal perubahan arah hidup Bu Rahma hingga sekarang. Awal cerita yang aku tahu, Bu Rahma menemukan seorang anak cacat yang di buang oleh orang tuanya di pinggir jalan. Anak itu sangat kelaparan hingga ia memakan apa saja yang ada di hadapannya. Rasa sayang terhadap seorang anak membuat Bu Rahma tak tega melihat keadaan yang seperti itu hingga akhirnya ia membawa anak tersebut di rumahnya untuk kemudian di rawat.
“Penyebar bibit penyakit” seperti itulah yang dipikirakan oleh tetangga-tetangganya. Mereka tak suka melihat apa yang dilakukan Bu Rahma yakni membawa anak keterbelakangan mental ini ke rumahnya. Warga merasa sangat terganggu dengan kehadiran anak tersebut. Takut kalau menyebarkan bibit penyakit. Hingga akhirnya Bu Rahma di usir dari rumah tempat tinggalnya.
Inilah awal perjuangan hidup Bu Rahma untuk merawat anak-anak dengan kebutuhan khusus. Ia yang hanya bekerja sebagai seorang guru, bingung mencari tempat tinggal untuknya dan anak-anak yang akan ia rawat. Saat itu uang yang ia miliki hanya Rp 20.000.000,-. Sedangkan untuk membeli rumah yang sekarang ia tempati ia harus membayar Rp 95.000.000,-. Itulah kata Bu Rahma sewaktu aku berkunjung ke panti nya saat Bulan Ramadhan kemarin. Sambil menunggu waktu buka puasa, tanggal 5 Agustus lalu aku bersama teman-temanku berbincang-bincang dengan Bu Rahma dan bermain dengan anak-anak panti.
Aku cukup terkejut dengan pernyataan Bu Rahma. Namun ia sangat bersyukur karena sang pemiliki tanah mengijinkannya untuk membayar tanah tersebut dengan mencicilnya. Tapi jangan salah ya? itu hanya untuk tanahnya saja. Belum biaya untuk membangun rumahnya. Dengan biaya material, tukang dan lain-lain saat ini beliau masih mempunyai hutang biaya cicilan sekitar Rp. 56.000.000.
Itu semua hanyalah permulaan awal. Selain terkendala dalam biaya pembelian tanah dan pembangunan rumah, Bu Rahma juga harus berusaha mencari uang untuk membiayai kelangsungan hidup anak-anak asuhnya. Menjadi pengelola Panti asuhan cacat ganda memang memerlukan mental yang kuat dan kesabaran yang luar biasa. Itulah yang sekarang dipegang oleh Bu Rahma. Walaupun ia disisihkan dan dicap sebagai pembawa penyakit di kampungnya yang dulu, namun ia tetap berkeyakinan kuat untuk memberikan seluruh hidupnya untuk merawat anak-anak asuhnya yang sekarang.
Setelah panti asuhan Cacat Ganda ini berdiri, sekarang ada 19 anak yang menghuni panti Asuhan Al Rifdah. Ada beberapa dari mereka yang merupakan hasil dari razia Satpol PP. Kalau dari Bu Rahma nya sendiri sih dengan senang hati menerima mereka dan merawatnya. Bu Rahma memberikan pandangan hidup yang berbeda yakni setiap orang itu berhak untuk mendapatkan kasih sayang baik itu anak yang sempurna maupun tak sempurna.
Untuk merawat anak-anak ini, Bu Rahma didampingi oleh 4 orang yang di bayar Rp 2.000.000,- setiap bulannya. Bisa kalian bayangkan bagaimana usaha Bu Rahma untuk mendapatkan uang? Begitulah, ia berkerjasama dengan suaminya yang sekarang bekerja di Kalimantan. Tak sampai disini, Bu Rahma juga harus membeli obat-obatan khusus dan perlengkapan khusus bagi anak-anak asuhnya. Kenapa seperti itu? Sebab beberapa dari anak asuh Bu Rahma memiliki penyakit yang seperi epilepsi, lumpuh dan sebagianya.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori kata bijak dengan judul Sosok Guru Bu Rahma yang Selalu Memberikan Hidupnya untuk Anak-Anak cacat.. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://zeinsee.blogspot.com/2013/06/sosok-guru-bu-rahma-yang-selalu.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: zeinsee - Rabu, 05 Juni 2013

Belum ada komentar untuk "Sosok Guru Bu Rahma yang Selalu Memberikan Hidupnya untuk Anak-Anak cacat."

Posting Komentar