“Penyebar bibit penyakit” seperti itulah yang dipikirakan oleh
tetangga-tetangganya. Mereka tak suka melihat apa yang dilakukan Bu
Rahma yakni membawa anak keterbelakangan mental ini ke rumahnya. Warga
merasa sangat terganggu dengan kehadiran anak tersebut. Takut kalau
menyebarkan bibit penyakit. Hingga akhirnya Bu Rahma di usir dari rumah
tempat tinggalnya.
Inilah awal perjuangan hidup Bu Rahma untuk merawat anak-anak dengan
kebutuhan khusus. Ia yang hanya bekerja sebagai seorang guru, bingung
mencari tempat tinggal untuknya dan anak-anak yang akan ia rawat. Saat
itu uang yang ia miliki hanya Rp 20.000.000,-. Sedangkan untuk membeli
rumah yang sekarang ia tempati ia harus membayar Rp 95.000.000,-.
Itulah kata Bu Rahma sewaktu aku berkunjung ke panti nya saat Bulan
Ramadhan kemarin. Sambil menunggu waktu buka puasa, tanggal 5 Agustus
lalu aku bersama teman-temanku berbincang-bincang dengan Bu Rahma dan
bermain dengan anak-anak panti.
Aku cukup terkejut dengan pernyataan Bu Rahma. Namun ia sangat
bersyukur karena sang pemiliki tanah mengijinkannya untuk membayar
tanah tersebut dengan mencicilnya. Tapi jangan salah ya? itu hanya
untuk tanahnya saja. Belum biaya untuk membangun rumahnya. Dengan biaya
material, tukang dan lain-lain saat ini beliau masih mempunyai hutang
biaya cicilan sekitar Rp. 56.000.000.
Itu semua hanyalah permulaan awal. Selain terkendala dalam biaya
pembelian tanah dan pembangunan rumah, Bu Rahma juga harus berusaha
mencari uang untuk membiayai kelangsungan hidup anak-anak asuhnya.
Menjadi pengelola Panti asuhan cacat ganda memang memerlukan mental
yang kuat dan kesabaran yang luar biasa. Itulah yang sekarang dipegang
oleh Bu Rahma. Walaupun ia disisihkan dan dicap sebagai pembawa
penyakit di kampungnya yang dulu, namun ia tetap berkeyakinan kuat
untuk memberikan seluruh hidupnya untuk merawat anak-anak asuhnya yang
sekarang.
Setelah panti asuhan Cacat Ganda ini berdiri, sekarang ada 19 anak yang
menghuni panti Asuhan Al Rifdah. Ada beberapa dari mereka yang
merupakan hasil dari razia Satpol PP. Kalau dari Bu Rahma nya sendiri
sih dengan senang hati menerima mereka dan merawatnya. Bu Rahma
memberikan pandangan hidup yang berbeda yakni setiap orang itu berhak
untuk mendapatkan kasih sayang baik itu anak yang sempurna maupun tak
sempurna.
Untuk merawat anak-anak ini, Bu Rahma didampingi oleh 4 orang yang di bayar Rp 2.000.000,- setiap bulannya. Bisa kalian bayangkan bagaimana usaha Bu Rahma untuk mendapatkan uang? Begitulah, ia berkerjasama dengan suaminya yang sekarang bekerja di Kalimantan. Tak sampai disini, Bu Rahma juga harus membeli obat-obatan khusus dan perlengkapan khusus bagi anak-anak asuhnya. Kenapa seperti itu? Sebab beberapa dari anak asuh Bu Rahma memiliki penyakit yang seperi epilepsi, lumpuh dan sebagianya.
Untuk merawat anak-anak ini, Bu Rahma didampingi oleh 4 orang yang di bayar Rp 2.000.000,- setiap bulannya. Bisa kalian bayangkan bagaimana usaha Bu Rahma untuk mendapatkan uang? Begitulah, ia berkerjasama dengan suaminya yang sekarang bekerja di Kalimantan. Tak sampai disini, Bu Rahma juga harus membeli obat-obatan khusus dan perlengkapan khusus bagi anak-anak asuhnya. Kenapa seperti itu? Sebab beberapa dari anak asuh Bu Rahma memiliki penyakit yang seperi epilepsi, lumpuh dan sebagianya.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori kata bijak
dengan judul Sosok Guru Bu Rahma yang Selalu Memberikan Hidupnya untuk Anak-Anak cacat.. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://zeinsee.blogspot.com/2013/06/sosok-guru-bu-rahma-yang-selalu.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
zeinsee - Rabu, 05 Juni 2013
Belum ada komentar untuk "Sosok Guru Bu Rahma yang Selalu Memberikan Hidupnya untuk Anak-Anak cacat."
Posting Komentar